Minggu, 03 Februari 2008

Teknologi Peningkatan Kedelai

Teknologi Peningkatan Produksi Kedelai, Sudah Lama Tersedia

Selama periode 2001-2005, Departemen Pertanian melalui Badan Litbang Pertanian telah melepas kurang lebih 11 varietas unggul kedelai. Varietas unggul ini memiliki potensi hasil rata-rata 2,5 ton per ha, berumur 85-90 hari, memiliki ukuran biji sedang hingga besar dan dapat beradaptasi di lahan sawah maupun lahan kering.

Kedelai merupakan pangan penting setelah padi dan jagung. Selain sebagai sumber protein, makanan berbahan kedelai dapat dipakai sebaai penurun kolesterol darah yang dapat mencegah penyakit jantung. Kedelai juga berfungsi sebagai anti-oksidan dan dapat mencegah penyakit kanker.

Awal tahun 2008 ini kita dikejutkan dengan melambungnya harga kedelai di pasaran yang mengakibatkan para pengrajin tempe dan tahu menjadi sangat terpukul. Bahkan ketika Presiden SBY melakukan rapat koordinasi terbatas dengan Menteri Pertanian dan jajaran Eselon I di Departemen Pertanian, salah satu agenda bahasannya adalah bahan baku tempe dan tahu, yaitu kedelai.

Sebenarnya prospek pengembangan kedelai di dalam negeri untuk menekan impor cukup baik, mengingat ketersediaan sumberdaya lahan yang cukup luas, iklim yang relatif cocok, teknologi yang telah dihasilkan, serta sumberdaya manusia yang cukup terampil dalam usahatani. Disamping itu, pasar komoditas kedelai masih terbuka lebar. Usahatani kedelai menguntungkan dari segi finansial dengan pendapatan bersih sekitar Rp. 2,05 juta/ha. Meskipun demikian areal panen kedelai terus menurun dari 1,48 juta ha pada tahun 1995 menjadi 0,55 juta ha pada tahun 2004 dengan laju penurunan 10% per tahun. Kemungkinan salah satu penyebabnya adalah turunnya harga riil kedelai di tingkat produsen karena tingginya impor kedelai akhir-akhir.

Dalam hal ketersediaan teknologi, Badan Litbang Pertanian, sebagai salah satu lembaga penelitian yang bertanggung jawab terhadap inovasi teknologi pertanian, telah menghasilkan varietas unggul kedelai. Varietas ini diharapkan dapat menjawab tingkat kebutuhan kedelai di pasaran yang mencapai 1,9-2 juta ton per tahun.

Varietas tersebut antara lain :Varietas Potensi hasil (t/ha) Umur, ukuran biji Adaptasi
Sinabung
2,5 85 hr (sedang) Lahan Sawah
Kaba
2,6 85 hr (sedang) Lahan Sawah
Anjasmoro
2,5 85 hr (besar) Lahan Sawah
Mahameru
2,5 87 hr (besar) Lahan Sawah
Panderman
2,5 85 hr (besar) Lahan Sawah
Ijen
2,5 85 hr (sedang) Lahan Sawah
Tanggamus
2,7 88 hr (sedang) Lahan Kering
Sibayak
2,5 89 hr (sedang) Lahan Kering
Nanti
2,5 91 hr (sedang) Lahan Kering
Ratai
2,6 90 hr (sedang) Lahan Kering
Seulawah
2,7 90 hr (sedang) Lahan Kering


Agar produksi kedelai maksimal, penggunaan varietas unggul ini perlu dukungan teknik pengelolaan lahan, air, tanaman dan organisme pengganggu tanaman (LATO), serta komponen teknologi yang dikemas dalam model Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT).

Tahun 2005, Badan Litbang Pertanian telah menerbitkan Buku Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis 17 Komoditas Pertanian, yang salah satunya memuat Kebijakan Pengembangan Kedelai.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Tidak ada komentar: