Jumat, 18 Januari 2008

Pertanian Organik

Brosur Training "PERTANIAN ORGANIS YANG MASUK AKAL"

oleh : Jonatan Lassa

LATAR BELAKANG:
Secara global maupun nasional pertanian organis diharapkan menjadi
solusi atas persoalan persoalan yang berhubungan dengan kerusakan
lingkungan hidup, ketidak-adilan, dan keterancaman kehidupan umat
manusia di muka bumi.

Perkembangan pertanian organis selama sepuluh tahun terakhir baik
secara global maupun nasional sangatlah fantastik. Rata rata
pertumbuhan pasar produk pertanian organis secara global sekitar
20-25% per tahun dan secara nasional angka ini tidak berbeda jauh.
Sekarang produk pertanian organis dengan mudah bisa didapatkan di
super super market di kota kota besar di Sumatera, Jawa, Sulawesi. Di
beberapa kota bahkan ada toko toko khusus yang menjual produk
pertanian organis.

Adakah perkembangan ini menguntungkan petani kecil?
Justru disini persoalannya. Perkembangan pasar yang sangat significant
ini ternyata belum sepenuhnya menguntungkan bagi petani kecil. Petani
kecil tidak memiliki pengetahuan, ketrampilan, keberanian untuk
memulai bertani secara organis dan membangun hubungan dengan konsumen
organis.

Mengapa hal itu terjadi?
Kebanyakan petani tidak memiliki informasi yang cukup tentang
bagaimana memproduksi, dan memasarkan produk pertanian organis.
Kalaupun ada kelompok petani yang memperoleh pendidikan dan informasi
tentang pertanian organis, kebanyakan informasi dan pendidikan itu
sifatnya sangat idelogis sehingga hampir tidak mungkin dilaksanakan
oleh petani. Faktor lain adalah perangkat peraturan tentang tata cara
memproduksi (yang sudah distandard-kan) dan tata cara memasarkan
produk pertanian organis (yang harus melalui proses sertifikasi)
berkembang ke arah yang semakin sulit untuk mampu dipenuhi oleh petani
kecil.

Adakah solusi atau arah lain yang bisa ditempuh?
Ada. Di beberapa tempat di di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa
Tengah, terbangun komunitas komunitas petani yang sudah bertahun tahun
dengan konsisten mengembangkan pertanian organis. Pertanian organis
yang dikembangkan mengacu kepada tata cara produksi yang bisa
dilaksanakan (applicable) dan secara ekonomi menguntungkan. Mereka
membangun jaringan pasar sendiri sehingga tidak harus terperangkap ke
dalam proses sertifikasi yang mahal. Konsumen juga senang karena
mereka bisa langsung melihat proses produksi, bisa berhubungan
langsung dengan petani yang memproduksinya, dan yang pasti tidak harus
membayar terlalu mahal. Produk pertanian organis di supermarket
menjadi mahal sebenarnya karena konsumen harus membayar hal hal yang
dia tidak perlukan misalnya kemasan yang bagus, biaya sertifikasi,
iklan, dsbnya yang ditotal harganya sama dengan harga produk pertanian
organis, dan tidak ramah lingkungan.
Apakah itu bisa direplikasi?
Bisa. Oleh sebab itu kami mengadakan Training ini. Training ini
didesain untuk laki laki dan perempuan usia kerja yang tertarik
mengembangkan pertanian organis. Anda boleh saja aktifs Lembaga
Swadaya Masyarakat, Petani, Pengusaha, Mahasiswa, dsbnya. Yang
terpenting adalah anda berminat mengembangkan pertanian organis baik
dari aspek produksi, pemasaran maupun advokasi. Kami membangun sistem
training yang membuat anda merasa nyaman untuk belajar dari nara
sumber yang berkualitas dan berpengalaman pada bidangnya. Anda
langsung belajar dari realitas, dari orang orang yang terlibat didalam
mengelola realitas itu. Dan yang terpenting anda belajar dari orang
orang yang masih haus belajar.

Apakah keberhasilan yang terjadi di komunitas komunitas itu bukan cuma
sekedar satu atau dua kasus sukses?
Tidak. Dalam proses belajar ini juga akan dilakukan proses
triangulasi, dimana para ahli dari perguruan tinggi maupun dari Balai
Penelitian yang relevan akan dilibatkan mendiskusikan semua hal yang
terdapat di lapangan. Dengan demikian referensi tambahan dari studi
para ahli akan didapatkan untuk mempertajam apa yang di peroleh dari
proses belajar di lapangan. Proses ini adalah proses belajar bagi
semua pihak. Proses training didesain untuk tidak menjadi proses
indoktrinasi, tetapi proses diskusi dan triangulasi.

TUJUAN TRAINING:
1. Membagi pengetahuan dan pengalaman bertani organis (termasuk
memasarkan produk pertanian organis) yang sudah dilakukan ber
tahun-tahun oleh para penggiat pertanian organis di Daerah Istimewa
Yogyakarta dan Jawa Tengah.
2. Membangun jaringan komunikasi antar penggiat pertanian organis di
Indonesia dan dunia.

METODELOGI:
Metode yang dikembangkan dalam proses training ini adalah metode
belajar yang mengacu kepada realitas dan bertujuan untuk merubah
realitas sehingga terbangun realitas baru yang cocok untuk
mengembangkan penghidupan berkelanjutan.

Adapun tahapan kegiatannya adalah sebagai berikut:

Tahap I: Pengantar Umum.
Dalam Tahap ini ada beberapa sesi yang akan dibicarakan. Sesi pertama
dari Tahap ini adalah perkenalan, yang kemudian dilanjutkan dengan
proses fasilitasi sehingga para peserta mampu mengidentifikasi
persoalan persoalan yang dihadapinya yang proses penyelesaiaannya
mungkin akan didapat dari training dan sekaligus merumuskan harapannya
mengikuti training. Kemudian para peserta juga akan diajak
mendiskusikan proses training yang akan dilalui, dan menyepakati
aturan main yang akan dipakai selama training.

Dalam Tahap ini juga akan dibicarakan beberapa hal penting tentang
pertanian organis meliputi:
• Apa itu Pertanian Organis
• Sejarah Pertanian Organis
• Perkembangan Pasar, Produksi, Jaringan, dan Peraturan
• Persoalan Persoalan/Isu Isu Penting
• Komponen komponen penting dari Pertanian Organis
Konteks yang akan menjadi realitas dari sesi ini adalah konteks
nasional, walaupun tetap akan menghubungkannya dengan konteks global.

Tahap II: Belajar Realitas Proses Produksi.
Peserta akan diajak berkunjung ke lahan lahan pertanian organis, baik
itu lahan sawah maupun lahan hortikultura. Lahan yang akan dikunjungi
adalah lahan lahan kecil yang dikelola oleh petani secara organis
selama bertahun tahun. Petani yang mengelola lahan akan menjadi
narasumber dalam proses belajar dalam tahapan ini. Dalam mempraktekkan
proses produksi yang akan dibagikan kepada para peserta, Sang Nara
Sumber juga akan didampingi oleh petani petani lain di sekitarnya yang
juga merupakan petani organis. Peserta akan dibagi ke dalalm kelompok
kelompok 3-5 orang dimana setiap kelompok akan difasilitasi oleh
seorang petani organis.

Ada beberapa proses produksi yang akan dikunjungi dan menjadi tempat
belajar dari masing masing kelompok secara bergantian yaitu:.
• Lahan untuk belajar teknik pengolahan tanah (pergiliran tanaman,
pengolahan lahan, teknik tumpang sari, dsbnya)
• Lahan untuk belajar teknik pembuatan kompos
• Lahan untuk belajar teknik pembibitan (pemilihan benih, penyimpanan
benih, penyilangan benih).
• Lahan untuk belajar Pengelolaan Hama dan Penyakit (pestisida
organis, pengamatan hama dan penyakit, penggunaan reppelent dan
attractant, dsbnya)

Masing masing kelompok akan diminta untuk membuat laporan dari apa
yang mereka pelajari dari lapangan dan hal hal apa yang mereka ingin
ketahui lebih banyak karena mereka tidak dapatkan dari diskusi dengan
narasumber di lapangan. Laporan tersebut dikumpulkan kepada panitia
sebagai informasi untuk menyusun topik topik diskusi dengan para ahli.
Laporan ini juga akan dipresentasikan oleh peserta pada pagi hari
berikutnya, sekaligus merupakan sesi untuk melakukan evaluasi atas
kegiatan sehari sebelumnya.

Tahap III: Belajar dari Realitas Pasar Domestik.
Pada Tahap ini peserta akan diajak mengunjungi para pemasar produk
pertanian organis. Ada beberapa jenis pemasaran yang akan dijadikan
tempat belajar yaitu:
• Pemasaran langsung ke konsumen
• Pemasaran melalui koperasi
• Pemasaran melalui toko
• Pemasaran dengan mengirimkan ke agen agen di Jakarta.
Adapun narasumber dari proses ini adalah para pelaku pemasaran. Para
peserta akan dibagi menjadi beberapa kelompok dalam kelompok 3-5
orang.

Masing masing kelompok akan diminta untuk membuat laporan dari apa
yang mereka pelajari dari proses belajar ini, dan hal hal apa yang
mereka ingin ketahui lebih banyak karena mereka tidak dapatkan dari
diskusi dengan narasumber. Laporan tersebut dikumpulkan kepada panitia
sebagai informasi untuk menyusun topik topik diskusi dengan para ahli.
Laporan ini juga akan dipresentasikan oleh peserta pada pagi hari
berikutnya, sekaligus merupakan sesi untuk melakukan evaluasi atas
kegiatan sehari sebelumnya.

Tahap III: Triangulasi dengan Para Ahli.
Tahap ini merupakan tahapan belajar bersama dimana narasumber
lapangan, peserta dan para ahli berdiskusi. Tahapan ini bertujuan
untuk men-triangulasi informasi yang didapat dari lapangan dan
informasi yang didapat dari studi studi para ahli.

Paling tidak 2-3 orang tenaga ahli akan hadir dalam pertemuan ini
yaitu Ahli Tanah, Ahli Hama dan Penyakit Tumbuhan, dan Ahli Pemasaran.
Namun secara umum ahli yang diundang adalah ahli yang keahliannya
dibutuhkan oleh peserta training berdasarkan laporan laporan kunjungan
lapangan yang diterima panita.

Tahap IV. Peserta Merumuskan Rencananya.
Setelah mendapat pengalaman dari lapangan dan dari para ahli maka
masing masing peserta diminta untuk menyusun rencana kerjanya setelah
pulang dari pelatihan. Rencana kerja yang dibuat merupakan rencana
kerja selama dua tahun yang dilengkapi dengan capaian capaian penting
yang akan dicapai per tiga bulan. Rumusan rencana kerja ini merupakan
rencana kerja pribadi yang tentu saja diharapkan sesuai dengan rencana
kegiatan dari lembaga pengirim.

Tahap V: Evaluasi
Evaluasi ada dua jenis yaitu evaluasi harian dan evaluasi akhir.
Setiap hari peserta diminta untuk membuat catatan harian yang
merupakan refleksinya atas kegiatan yang dilakukannya selama sehari.
Refleksi ini lebih melihat seberapa relevant materi dan proses dengan
konteks dilingkungan kesehariannya.

Pada hari terakhir, setiap peserta juga diminta untuk membuat catatan
evaluasi atas training secara keseluruhan, meliputi materi, nara
sumber, kegiatan, dan fasilitas terutama yang berkontributsi terhadap
tercapai atau tidak tercapainya harapan individu untuk datang ke
training.

Tahap VI: Komunikasi Tindak Lanjut.
Secara reguler INPROSULA akan menghubungi peserta dan lembaga pengirim
peserta untuk melihat persoalan peroslan baru yang dihadapi dan
mencari solusi atas persoalan tersebut.

WAKTU TRAINING:
Seluruh proses pelatihan akan menghabiskan waktu selama 6 hari efektif
dimulai tanggal 5-12 Juni 2007.

TEMPAT:
Pelatihan dilakukan di Yogyakarta. Untuk diskusi akan dilakukan di
ruang kelas sementara untuk kegiatan lapangan akan dilakukan di lahan
lahan petani organis yang berada di sekitar Yogyakarta.

FASILITATOR:
Koordinator Fasilitator : Ir. Sabastian Saragih MSc in Sustainable Agriculture.
(beberapa informasi untuk profile kenapa layak jadi fasilitator. Jika
perlu kita cantumkan fotonya in action)
Fasilitator Lapangan:

No Unsur Nama Pesrta Keterangan
1 Pelaku Mbah Suko, Mbah Kahar, Prayogo, Mbah Karmin, Pratik
Gunomartoyo Lebih dari 10 tahun bertani organis, mulai pemilihan
jenis, seleksi benih, pembibitan , pengolahan lahan, pengendalian
hama/penyakit, penyimpanan dan pemasaran .
2 Penggiat Muharjo
Imam
Siwihasto
Wiyanto
Wangsit Pelaku pasar produk organis
Staf Senior InProSuLA
Staf Senior InProSuLA
Staf senior inProSuLA
3 Tim Ahli Dr. Ir. Toto Himawan SU

Dr. Ir. Diah Setyorini.
Ahli Hama dan Penyakit Tumbuhan UNIBRA MALANG
Ahli Tanah dari BalitBang Bogor
4 Konsultant Ir. Sebastian E Saragih Msc.

Drs. Arif Wahidin MA

Dedy Haryanto SE,MM

Konsultant Sustainable Livelihoods- Pengurus InProSuLA
Konsultant Pemasaran dan Capacity Building – Pengurus InProSuLA
Konsultant – Business plan dan Micro finance petani.
Pengurus InProSuLA

BIAYA: Rp 3.500.000 per orang

FASILITAS:
- Akomodasi, dimana satu kamar berisi dua orang peserta dengan
fasilitas AC, TV, kamar mandi.
- Transportasi selama latihan
- Komsumsi dan snack selama pelatihan
- Kaos, Topi, dan Tas
- Alat alat dan bahan.

PESERTA:
- Peserta setiap pelatihan adalah 15-20 orang.
- Peserta adalah orang orang yang berminat melakukan kegiatan kegiatan
yang berhubungan dengan pengembangan pertanian organis.
- Peserta sehat jasmani dan rohani.
- Peserta yang berminat silahkan menghubungi Koordinator Training
sebelum tanggal 22 Mei 2007.
- Peserta yang mendaftar terlebih dahulu akan diprioritaskan sampai
terpenuhinya quota pelatihan
- Biaya Training ditransfer ke Bank Mandiri KK UGM, Jl Nusantara No 1
Yogyakarta No Rekening : 137-0005050824, atas nama : Perkumpulan
InProSuLA

TRAINING MANAGER: Dedy Haryanto
Inprosula_train...@yahoo.co.id. HP 081 229 589 62

Tidak ada komentar: